dinda..
tak tahu kah kau..
betapa ku rindukanmu..
terlalu rindu..
teramat rindu..
sering ku hanya bisa termangu..
membayangkanmu..
menginginkan senyummu..
mengharapkan candamu..
memelukmu..
adalah obat semua lelah dan letihku..
mencium harum rambutmu..
juga penawar semua duka dan lukaku..
dinda..
betapa rindu ini melukakan..
betapa harap ini meresahkan..
kesepian yang begitu sepi..
ku merasa begitu sendiri..
di dunia yang hanya bisa memberi..
di dunia yang tak bisa berharap tuk menerima..
haruskah kau pun tak memberiku cinta..
yang memang tak bisa ku harap terima..
dari siapapun juga..
haruskan ku tak mengharapkan apa-apa..
dari mu..
pelita hatiku..
dinda..
betapapun luka hatimu..
bisa kah kau menganggapku istimewa di hatimu..
saat tak ada yang mau menganggapku istimewa..
ku ingin bagimu..
aku adalah seseorang yang berarti..
ku tak bisa mengharap apapun..
dari siapapun selain dirimu..
meski usaha dan upayaku untuk mereka..
namun..
dari mu..
ku tak bisa tak berharap..
karna tanpa itu..
betapa ku rasa sepi yang begitu dalam..
betapa ku harus sendiri yang begitu meranakan..
betapa ku rasa hampa meski hidup masih bisa bermakna..
betapa ku rasa duka karna ternyata ku pun butuh cinta..
dinda..
begitu sepi hari-hari yang ku lalui kini..
begitu sedih waktu-waktu yang harus ku lalui saat ini..
begitu luka terasa tiap kali ku rindukan dirimu..
begitu merana tiap saat ku ingin peluk dirimu..
apa yang bisa ku lakukan..
membujukmu pun kini ku tak mampu..
ku begitu takut akan sikapmu..
mengacuhkanku..
marahmu..
bisa menghancurkan semua bahagiaku..
dinda..
ku hanya bisa mengadu pada sepinya sendiri..
ku hanya mampu curahkan riduku pada wanginya kamarmu..
ku hanya bisa peluk bantal dan gulingmu..
ku hanya berani merajuk pada tiadamu..
sebagaimana ku hanya bisa lampiaskan rinduku..
pada harumnya busana sholatmu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar